Wednesday, October 29, 2014

Suntiang



            Menggabungkan dua konsep yang sangat berbeda bisa menjadi suatu keunggulan ataupun keunikan bagi sebuah restaurant. Itulah yang dilakukan oleh tim dari Suntiang ketika pertama kali membuka restaurant tersebut di salah satu mal ternama di Jakarta. Cita rasa masakan khas Padang yang sangat diminati oleh masyarakat Jakarta, digabungkan dengan cara penyajian ala masakan Jepang dan menghasilkan sebuah fusion restaurant yang ternyata sangat diterima baik oleh masyarakat. Kata Suntiang itu sendiri berasal dari bahasa Padang yang mempunyai arti mahkota yang dipakai ketika mengadakan acara adat pernikahan dan memang tujuan dari restaurant tersebut adalah untuk menikahkan dua konsep yang sangat berbeda menjadi satu konsep sangat yang unik.
            Keunikan dari kedua konsep tersebut dapat dilihat dari menu makanannya, seperti Gulai Ramen yang merupakan favorit konsumen dari Suntiang, Rendang Sushi, serta menu lainnya yang merupakan hasil dari gabungan konsep makanan Padang dan Jepang. Selain itu, dekorasi serta interior yang terdapat di Suntiang juga menunjukan gabungan dari kedua konsep tersebut. Ketika memasuki restaurant Suntiang, bisa dilihat sebuah conveyor belt sushi yang biasanya hanya bisa ditemukan di restaurant Jepang, namun menu sushi yang terdapat di conveyor belt sushi tersebut merupakan menu-menu sushi yang sangat unik dan tidak ada di restaurant Jepang lainnya. Penempatan tempat duduk juga dibuat dengan menggunakan konsep dari restaurant Jepang. Selain itu, kain tradisional dari Padang menjadi dekorasi yang bisa dilihat di seluruh bagian di restaurant.
            Sambutan dari masyarakat Jakarta menunjukan antusias yang sangat baik, serta banyak dari konsumennya yang memang menyukai menu makanan yang ditawarkan oleh Suntiang. Cita rasa makanan khas Padang begitu terasa dan keunikan dari sajian seperti makan Jepang menjadi suatu hal yang sangat diminati oleh konsumennya. Keberhasilan Suntiang juga ditunjukkan dengan dibukanya restaurant Suntiang berikutnya di salah satu mal ternama di bagian sentral Jakarta.
            Untuk bisa mencapai keberhasilannya seperti sekarang ini, tim dari Suntiang menggunakan cara marketing yang beragam seperti menggunakan media sosial Instagram dan Path, dimana mereka menawaran complimentary untuk setiap konsumen yang melakukan posting ketika berada di Suntiang, mengikuti acara atau pameran di beberapa tempat, dan mengadakan sebuah kompetisi yang tidak lama ini diluncurkan. Kompetisi tersebut mengajak masyarakat untuk bisa berpatisipasi memberikan ide-ide unik mereka agar bisa menghasilkan sebuah hidangan yang menggabungkan kedua konsep hidangan Padang dan Jepang. Walaupun baru saja diluncurkan, antusias dari masyarakat sudah bisa mulai terlihat dan diharapkan memang bisa menghasilkan menu-menu makanan yang nantinya akan sangat diminati oleh konsumen Suntiang.
            Ketika menemui salah satu konsumen dari Suntiang, bernama Meida, ia memang mengatakan bahwa ide dari gabungan kedua konsep ini sangat unik dan makanan yang ditawarkan juga berbeda namun sangat enak. Pertama kali mengetahui tempat ini dari teman-temannya serta sosial media. Setelah mencoba, ia menjadi sering datang bersama keluarganya untuk menyatap makanan yang disediakan dari Suntiang. Walaupun menurutnya harga yang diberikan terbilang cukup mahal, namun dengan menu yang menarik dan enak ia mau datang kembali ke Suntiang. Menu favoritnya adalah Dendeng Roll karena rasa yang enak dan bikin nagih.
            Selain itu, konsumen dari Suntiang yang bernama Dimas juga menceritakan pengalamannya ketika makan di Suntiang. Walaupun ia merasa bahwa cita rasa makanan khas Padang yang ditawarkan dari Suntiang masih belum terasa, ia menyukai keunikan konsep dari gabungan kedua konsep Padang dan Jepang tersebut. Servis yang diberikan juga terbilang bagus karena ketika ia mengunjungi Suntiang, walaupun staf yang melayani adalah trainee, ia merasa dilayani sudah cukup baik.

            Kedua konsep ini memang merupakan ide yang diinginkan oleh sang pemilik sekaligus pelaksana dalam membangun restaurant Suntiang. Memang sangat susah ditemukan sebuah restaurant fusion yang dapat menggabungkan dua hal yang sangat berbeda, namun dengan memberikan kedua konsep tersebut diharapkan dapat menjadi suatu keunggulan yang tidak dapat diberikan oleh restaurant lainnya. Walaupun begitu, sang pemilik yang ditemui di kantornya yang berada di daerah Jakarta Barat, mengatakan bahwa ia mengharapkan restaurant Suntiang bisa menjadi family restaurant yang disukai oleh banyak keluarga di Jakarta. Selain itu, experience yang berbeda dari Suntiang bisa dirasakan oleh setiap konsumen yang datang dan dapat memberikan kepuasan ketika mencoba hidangan yang ditawarkan oleh Suntiang.

Cafe Ambassador



            Meningkatnya minat masyarakat di Indonesia terhadap kebudayaan Jepang menjadi salah satu alasan dibuatnya sebuah coffee shop bernama Café Ambassador. Tempat ini dibuka pertama kali pada bulan Juli 2014 di daerah Bulungan, Jakarta. Café Ambassador itu sendiri mempunyai konsep yang cukup unik, dimana ditawarkan tempat untuk bisa mendalami kebudayaan Jepang dengan disediakannya komik bahasa Jepang, kelas bahasa Jepang hingga kelas belajar manga, baik untuk siswa yang masih bersekolah maupun profesional. Ketika kita menemui Bapak Adi yang merupakan seseorang yang memegang tanggung jawab untuk Café Ambassador bagian food and beverage menceritakan bahwa konsep ini bertujuan untuk memberikan sebuah edutainment bagi konsumen yang datang. Selain bisa menikmati hidangan makanan yang ditawarkan, fasilitas yang disedikan oleh management Café Ambassador bisa menjadi tempat untuk menambahkan ilmu dan pengetahuan mengenai budaya Jepang.
            Menu yang ditawarkan oleh Café Ambassador lebih mengarah kepada hidangan snack yang bisa dinikmati sambil menghabiskan waktu luang yang lama. Konsep coffee shop juga yang menjadi alasan lebih banyak menu minuman kopi yang ditawarkan oleh Café Ambassador serta terdapat beberapa menu hidangan Jepang seperti onigiri dan ocha yang bisa lebih memberikan kenikmatan suasana ala Jepang.
            Untuk lebih memberikan suasana ala Jepang, dekorasi serta interior yang dipilih juga mengikuti ala budaya Jepang, seperti interior tempat duduk, meja serta bookshelf yang menggunakan kayu. Dekorasi yang penuh dengan tulisan bahasa Jepang juga menunjukkan dari konsep yang dipilih.
            Lokasi yang dekat dengan wilayah sekolahan serta beberapa kampus universitas, menjadi salah satu alasan di bangunnya Café Ambassador di lokasi tersebut. Memang target market untuk café itu sendiri lebih mengarah ke anak muda, namun tidak menutup kemungkinan untuk market keluarga datang ke Café Ambassador. Tidak hanya anak muda Jakarta saja, namun konsumen yang berasal dari Jepang juga banyak yang datang ke Café Ambassador. Para konsumen tersebut bisa menghabiskan waktu yang begitu lama. Selain karena hidangan makanan yang bisa dinikmati, fasilitas yang disediakan seperti wifi dan komik juga menjadi alasan para konsumen mau datang mengunjungi Café Ambassador. Beberapa komunitas juga datang untuk mengadakan acara di tempat ini. Memang area yang terdapat di Café Ambassador bisa menampung hingga 80 orang untuk sebuah acara. Beberapa fasilitas seperti proyektor juga disediakan untuk bisa melancarkan jalannya acara. Acara yang sudah pernah diadakan di Café Ambassador salah satunya adalah acara komunitas yang menyukai cosplayer maunpun acara untuk komunitas yang tidak ada hubungannya dengan budaya Jepang seperti make-up class. Café Ambassador sendiri, selain menjadi tempat untuk diadakan acara para komunitas juga menjadi tempat rutin berkumpulnya para komunitas pencinta kopi, dimana setiap bulannya diadakan acara coffee tasting. Memang dengan konsep seperti coffee shop, diharapkan dengan diadakan acara ini bisa menarik konsumen yang mencintai kopi.
            Bagi para siswa dari kelas bahasa Jepang maupun manga, Café Ambassador merupakan tempat yang tepat untuk memperdalam ilmu mengenai budaya Jepang tersebut. Salah satu konsumen yang ditemui di Café Ambassador  yang merupakan siswa dari kelas bahasa Jepang memang memilih belajar bahasa Jepang di tempat tersebut karena dekat dengan kampus serta bisa menikmati hidangan makanan sembari menunggu kelas. Café Ambassador juga menjadi tempat yang enak untuk belajar karena terdapat fasilitas wifi serta suasana yang diberikan juga memberikan suasana untuk bisa berlama-lama di tempat tersebut. Namun ia mengharapkan menu yang ditawarkan lebih bervariasi, walaupun beberapa makanan yang ia sudah coba, rasanya sudah enak. Memang ketika itu Café Ambassador masih dalam masa trial, namun untuk bulan ke depannya akan disediakan menu yang lebih bervariasi dan lengkap agar bisa dinikmati oleh seluruh konsumen yang datang.

            Untuk ke depannya, manajemen dari Café Ambassador itu sendiri mengharapkan tempat ini memang bisa menjadi tempat bertukarnya budaya Jepang dan Indonesia, serta konsumen bisa menikmati apa yang ditawarkan oleh Café Ambassador.

Masjid Al-Istiqoomah



            Menghabiskan waktu luang bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan. Beribadah merupakan salah satunya. Tidak hanya kegiatan yang wajib dilakukan, namun beberapa kegiatan lain bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu luang. Beberapa masyarakat bisa menghabiskan waktu luangnya dengan berada di tempat beribadah. Untuk umat muslim, mereka akan pergi ke masjid untuk beribadah dan terkadang bisa melakukan berbagai kegiatan agama yang juga merupakan cara untuk menghabiskan waktu luang. Masyarakat yang memilih untuk menghabiskan waktu luang dengan beribadah merasakan ada kenikmatan tersendiri dan lebih bisa mendekatkan diri dengan Tuhan. Masjid Al-Istiqamah yang terletak di daerah Fatmawati, Jakarta, merupakan tempat ibadah umat muslim sekaligus menjadi tempat berkumpul para jamaah yang menghabiskan waktu luangnya dengan kegiatan beragama. Masjid yang sudah berdiri dari tahun 1960an, berawal dari sebuah musholla yang dibangun untuk menjadi tempat solat bagi masyarakat sekitar yang memeluk agama Islam. Seiring dengan berjalannya waktu dan terus bertambahnya warga sekitar, Masjid Al-Istiqamah turut berkembang menjadi masjid yang cukup besar. Tumbuhnya perkantoran serta perumahan di daerah Fatmawati menjadi alasan untuk Masjid Al-Istiqamah  ikut turut tumbuh menjadi masjid yang dapat menampung setiap masyarakat yang datang. Selain semakin luas wilayah dari Masjid Al-Istiqamah, jamaah yang rutin mengikuti kegiatan yang terdapat di masjid juga terus bertambah.
            Selain solat lima waktu yang dilakukan tiap harinya, terdapat beberapa kegiatan rutin lainnya yang dijalankan setiap minggunya seperti pengajian pada malam Senin dan Kamis untuk para bapak-bapak serta pengajian pada hari Sabtu pagi untuk ibu-ibu dari warga sekitar. Jamaah yang mengikuti terbilang cukup banyak karena untuk pengajian pada malam Kamis bisa mencapai 20 orang, sementara pada malam Senin bisa mencapai 50-70 orang. Untuk pengajian ibu-ibu, biasanya terdapat 20 jamaah yang rutin datang setiap paginya pada hari Sabtu. Aktivitas yang dilakukan tentu berhubungan dengan hal agama seperti pengajian untuk hadist, tafsir dan Al-Quran. Pengurus dari masjid juga ikut serta dalam pengajian tersebut. Kegiatan rutin ini sudah berjalan selama bertahun-tahun. Pengajian untuk anak-anak juga diadakan di Masjid Al-Istiqamah dengan adanya guru mengaji yang mengajarkan para anak untuk membaca Iqra.
            Kegiatan rutin lain yang dimiliki oleh Masjid Al-Istiqamah berhubungan dengan hari besar umat Islam. Salah satunya ada Bulan Ramadhan, dimana terdapat kegiatan rutin tiap harinya untuk solat Tarawih. Selain itu, kegiatan ketika Idul Adha juga rutin dijalankan setiap tahunnya, dimana masyarakat sekitar menyumbangkan kambing maupun sapi untuk kemudian disembelih dan disumbangkan kepada fakir miskin. Acara ketika Maulid Nabi Muhammad SWT, juga menjadi acara rutin yang diawali pada beberapa tahun yang lalu. Kepengurusan Masjid Al-Istiqamah mengundang jamaah dari beberapa masjid lainnya untuk datang dan melakukan kegiatan seperti mendengarkan ceramah serta solat berjamaah ketika Maulid Nabi Muhammad SWT. Acara tersebut menjadi cukup besar karena dengan terus bertambahnya jamaah yang diundang dari berbagai wilayah dari Jabodetabek. Tidak hanya itu, kegiatan lain ketika Maulid Nabi Muhammad SWT adalah berkeliling mendatangi masjid yang mengundang jamaah Masjid Al-Istiqamah juga. Kegiatan ini bisa berjalan selama sebulan dengan para jamaah mendatangi beberapa masjid tersebut untuk melakukan kegiatan yang sama. Untuk kepengurusan dari masjid sendiri, kegiatan berkeliling ini menjadi wajib karena untuk terus memperat tali silaturahmi dengan para jamaah dari berbagai masjid lainnya. Sementara untuk jamaah dari Masjid Al-Istiqamah diundang namun tidak di wajibkan untuk datang jika berhalangan.
            Berbagai kegiatan rutin yang dilakukan selama setahun, menurut kepengurusan masjid yang diwawancarai ketika selesai solat Jumat, mengatakan bahwa tidak banyak kesulitan yang dihadapi, namun memang untuk acara yang cukup besar seperti ketika Maulid Nabi Muhammad SWT memerlukan biaya yang cukup besar juga. Pengurus masjid hanya bisa menyebarkan proposal kepada warga sekitar untuk ikut serta menyumbang untuk acara tersebut. Sementara untuk kegiatan pada hari besar lainnya seperti pada Idul Fitri ataupun Idul Adha, karena ada kewajiban dari setiap umat Islam, maka sudah biasa untuk menyumbang pada hari besar tersebut. Walaupun begitu, kesulitan tersebut selalu bisa diatasi karena ikatan antar warga yang cukup erat dan rela untuk mau membantu menyukseskan acara tersebut.

            Salah satu jamaah dari Masjid Al-Istiqamah bernama Sri yang ditemui untuk wawancara mengatakan bahwa kegiatan yang selama ini ia lakukan sudah menjadi rutinitas setiap minggunya. Sri yang sudah cukup lama tinggal di daerah dekat dengan Masjid Al-Istiqamah mengikuti pengajian rutin pada hari Sabtu pagi. Kegiatan ini sudah ia lakukan selama beberapa tahun dan menjadi kegiatan di waktu luang yang ia sukai. Ia mengatakan bahwa banyak ilmu yang didapatkan dengan mengikuti pengajian ini. Selain itu, berkumpul dengan para jamaah lainnya bisa meningkatkan tali silaturahmi antar warga sekitar.